Langsung ke konten utama

Inikah arti merdeka?


Merah putih ku kini berkibar tanpa jiwa
Tak seperti dulu lagi semangatnya
Kini ia hanyalah hiasan dua warna yang diikat
Pada tali di setiap ujung tiang besi
Di tengah lapangan pemerintahan dan sekolah-sekolah
Berkibar tanpa makna lagi
Bukan karena warnanya yang memudar
Tapi jiwa nasionalisme bangsa ini yang tenggelam kapitalisme
Kini ia hanyalah hiasan dua warna yang diikat
pada tali di setiap ujung tiang bambu
dipasang di tiap – tiap gapura depan rumah
di hari pertama bulan jatuhnya bangsa ini
diproklamirkan oleh sang putra matahari
lupakah kita kan masa itu?
Kini ia hanyalah simbol kemenangan di masa lalu
Tegakah kita para pemangku jabatan negeri
Menggadai janji nasionalisme dengan bisikan kapitalisme?
Kita sesungguhnya belumlah merdeka
Sebab kemerdekaan itu hanyalah milik mereka
Yang berjuang dan ikhlas untuk orang lain
Kita adalah pekerja rodi yang di tengah perjalanan
dipaksa berhenti sejenak untuk hormat
pada sang empunya hajatan
kita dipaksa berdiri untuk mengakui
kemerdekaan bangsa ini
namun tak sedikit dari bangsa ini
justru mengkhianati pengakuan suci itu
atas nama bangsa ini ia berjuang
atas nama pribadi ia menuai hasilnya
sekali lagi, kita belum merdeka!
Bisakah kau para pemimpin menganggap negerimu sudah merdeka?
Padahal kau sendiri telah melegalkan generasimu
Untuk dijadikan pesuruh di negeri orang
Dengan upah yang tak seberapa
Namun makan hati luar biasa
Sudikah kau para pemimpin berkata lantang negerimu sudah merdeka?
Padahal tersebar puluhan juta pasang mata,
kuping, tangan, kaki dan alis
yang sungguh tak pantas untuk dikatakan merdeka
sebab masih tak tahu tujuan hidupnya
di mana merdeka itu kau anggap hadir?
Jika anak di ujung negeri ini masih berjalan di hutan belantara
menyusuri sungai melintasi jalan debu dan berlumpur
yang tak pernah berubah dari masa bangsa ini didaulat merdeka
Hanya untuk mengejar mimpi ABCD di sekolah reot
Dengan kapur tulis berdebu menyesakkan
Itukah kemerdekaan buatmu?
Untuk kesekian kalinya
Ku katakan kepadamu, kita belum merdeka!
Kita belum merdeka dari rasa takut
Yang menghantui setiap jiwa yang berbeda keyakinan
Kita belum merdeka dari energi
Sebab gas dan mineral kita masih dirangkul kapitalis
Kita belum merdeka kawan!
Sebab utang luar negeri masih dibebankan pada rakyat
Untuk wajib bayar pajak
Kita sungguh belum merdeka!
Sebab gepeng dan yatim masih berumah di kolong dan terminal
Kita masih belum merdeka
Bahkan kita jauh dari kata merdeka
Kawan…
Kita belum merdeka jika birokrasi pendidikan
Masih senang mempermainkan Dana BOS
Kita sesungguhnya belum merdeka
Sebab kemerdekaan milik pendahulu kita
Yang berjuang dan ikhlas untuk orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sukmaku di tanah makassar

SUKMAKU DI TANAH MAKASSAR (oleh: Asia Ramli Prapanca) Sukmaku di Tanah Makassar (pelan) Negeri bayang-bayang (meninggi) Negeri timur matahari terbit Gunung-gunung perkasa (biasa) Lembah-lembah mengangah Pohon-pohon purba Kuburan-kuburan tua (turun) Di dalam kelambu penuh dupa (pelan) Berhadap-hadaplah dengan dewata (meninggi) Dengan berlapis – lapis pakaian sutera (biasa) Musik dan tari saling berlaga (turun) Sukmaku di Tanah Makassar (penekanan) Memburu anoa di rimba belantara (satu napas) Menangkap kupu-kupu di tebing-tebing terjal Mengejar derai-derai daunan basah Memanjat pohon-pohon lontar Di bawah naungannya Bertempat gelanggang Sabungan ayam Di belakang sekian gumam sinrilik Siap membunuh kekecewaan dengan badik dan badik dan tukul besi Sukmaku di Tanah Makassar (biasa) Bersayap angin mammiri bersiul membelai kota (biasa) Dengan nilai – nilai Menunggang kuda jantan dengan lari kencang (penekanan) Membawa impian

cerita makassar (rupama)" I DAYANG MULLI DAN I LAILARA"

ayo, adik-adik!,,,, siapa yang masih sering didongengkan jika mau tidur?......semoga saja masih banyak di antara adik-adik yang bisa mendengarkan dongeng dari ayah ibunya ya sebelum matanya terpejam,,,,,sebab ternyata seorang anak yang sering mendengarkan dongeng di masa kecilnya maka akan tumbuh menjadi anak yang lebih peka terhadap kondisi sosial di sekelilingnya lho,,,tapi tentunya hal tersebut dipengaruhi oleh jenis dongeng yang sifatnya memiliki nilai-nilai positif. nah berikut ini ada sebuah dongeng dari Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di daerah Pesisir Pantai Barombong Makassar. judul ceritanya adalah " I DAYANG MULLI DAN I LAILARA", ceritanya seru lho.... dan membuat kita merasa terhanyut di dalamnya. cerita ini juga yang mengantarkan teman kita " Sindiana", seorang murid kelas IV SD Negeri Kaccia kota Makassar melaju ke babak grand final STORY TELLING tingkat KOTA MAKASSAR TAHUN 2013 dan masih akan berjuang memperebutkan posisi untuk melaju ke tingkat p

ARU TU BARANINA GOWA

ARU TUBARANINA GOWA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM ATTA……..KARAENG TABE’ KIPAMMOPORANG MAMA’ RIDALLEKANG LABBIRITTA RISA’RI KARATUANTA RIEMPOANG MATINGGITA INAKKE MINNE, KARAENG LAMBARA TATASSA’LA’NA GOWA NAKARAPPEKANGI SALLANG, KARAENG PANGNGULU RIBARUGAYA NANATEPOKANGI SALLANG PASORANG ATTANGNGA PARANG INAI-INAIMO SALLANG, KARAENG TAMAPPATTOJENGI TOJENGA TAMAPPIADAKI ADAKA KUSALAGAI SIRINNA KUISARA PARALLAKKENNA BERANGJA KUNIPATEBBA PANGKULU KUNISOEYANG IKATTE ANGING, KARAENG NAIKAMBE LEKOK KAYU AMMIRI’KO ANGING NAMARUNANG LEKOK KAYU IYA SANI MADIDIYAJI NURUNANG IKATTE JE’NE, KARAENG NAIKAMBE BATANG MAMMANYU’ ASSOLONGKO JE’NE NAMAMMANYU BATANG KAYU IYA SANI SOMPO BONANGPI KIANYU IKATTE JARUNG, KARAENG NAIKAMBE BANNANG PANJAI TA’LEKO JARUNG NAMAMMINAWANG BANNANG PANJAI IYA SANI LAMBUSUPPI NAKONTU TOJENG MAKKANAMAMAKI MAE, KARAENG NAIKAMBE MAPPA’JARI MANNYABBU MAMAKI MAE KARAENG NAIKAMBE MAPPA’RUPA PUNNA SALLANG TAKAMMAYA ARUKU RI D